Ads 468x60px

Social Icons

Saturday, May 19, 2012

Melawan Regenerasi Koruptor

sabtu, 19 mei 2012, jam 05.30 wib, via linux ubuntu
Perspektif Online
17 March 2012
Oleh: Ariesti Vetami Gaos

Waktu menunjukkan pukul 9 pagi saat Kuliah Umum Sesi VII di Sekretariat Wakil Presiden Indonesia dimulai. Dengan tema “Strategi Pemberantasan Korupsi di Indonesia: Kini dan Masa Datang”, acara ini menghadirkan Busyro Muqoddas dari Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Friedrik Galtung dari Making Integrity Work (TIRI) sebagai pembicara. Opening Speech dari Pejabat kantor Wakil Presiden mengingatkan, dalam membangun integritas manusia, ada empat pilar yang harus :  kejujuran, professionalisme, leadership, dan keteladanan. Membangun integritas manusia bisa dimulai dari skala yang paling kecil, yaitu keluarga.

Menurut Busyro Muqoddas, korupsi belakangan ini  lebih sistemik, mengerikan dan brutal. Selain itu terlihat regenerasi melalui kaderisasi para koruptor . Koruptor menjadi makin muda akibat regenerisasi ini. Sampai kapan kita harus menghadapi kekecewaan akan banyaknya kasus korupsi? Dengan upaya sistematis, strategis, dan kontinu seperti apa 
Poin penting adalah tools atau alat. Tool terpenting untuk menghentikan korupsi adalah knowledge. Tanpa pengajaran yang jelas, masyarakat hanya bisa mengeluh atas korupsi yang merajalelas, tanpa mengetahui cara yang tepat untuk memberantas.
Korupsi memiliki rumus layaknya telepon genggam, CDMA. Corruption = Discretion + Monopoly -  Accountability. Yang dijarah koruptor adalah sektor publik, sehingga korupsi pasti sangat struktural.

KPK
Di tengah maraknya kasus korupsi yang terjadi, Indonesia memiliki KPK atau Komisi Pemberantas Korupsi sebagai lembaga khusus dan sementara. Hingga saat ini, berkat KPK sudah 210 perkara yang sudah sampai penuntutan. Semuanya berhasil mencapai vonis penangkapan. Satu-satunya yang pernah ditolak pengadilan adalah kasus Mochtar Muhammad yang kemudian dikoreksi oleh Mahkamah Agung sehingga akhirnya Mochtar dihukum juga. Dalam sektor minyak dan gas, KPK telah menemukan Rp 152 Trilyun yang disalah gunakan. Hal ini menggambarkan hasil pemberantasan korupsi yang terintegrasi.
Dengan staf 120 orang dan penyidik 96 orang, Indonesia sangat kekurangan tenaga untuk menyelidiki kasus korupsi bila kita bandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia yang memiliki jauh lebih banyak penyidik korupsi untuk negaranya.   
KPK menjalankan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum, dan proporsionalistas. Untuk menjaga lima asas tersebut, KPK memiliki tujuh nilai yaitu integritas, profesionalisme, inovasi, religiusitas, transparansi, kepemimpinan, dan produktivitas.
Bagaimana KPK menyimpulkan cara tepat penanggulangan korupsi? Dikutip dari closing remarks Busyro Muqoddas, korupsi merupakan pemiskinan teratur terhadap rakyat. Oleh karena itu keluarga bersih, sederhana, dan sholeh merupakan pilar utama pencegah korupsi itu sendiri.
Seiring berjalannya kasus demi kasus yang diselesaikan oleh KPK, muncul anggapan masyarakat bahwa KPK kurang mem-blow up usaha-usaha preventif dalam menanggulangi korupsi.  Kini KPK berusaha memberikan pendidikan akan pentingnya menjauhi korupsi, tidak hanya memberantas, antara lain dengan memproduksi film ‘Kita vs Korupsi’ dengan produser Teten Masduki. KPK juga terus memperbaiki birokrasinya yang terkesan kurang approachable, agar masyarakat bisa lebih mudah melihat transparansi dari sistem kerja KPK.
From Anti-Corruption to Integrity Building
Friedrik Galtung menyatakan, pemberantasan korupsi berkaitan erat dengan pembangunan integritas baik dari manusia maupun organisasinya. Fase evolusi dari Anti Korupsi sendiri terdiri dari 4 fase, yaitu Breaking the Taboo, the Case for Reform, Setting International Standards, Enforcement and Implementation, serta Pro-Integrity Citizen leadership.
Menurut Friedrik Galtung, ada tiga hal yang harus dilakukan untuk membuat pemerintah dan masyarakat bekerja sama memberantas korupsi. Pertama adalah Mission, Code, dan Values. Suatu organisasi harus memiliki misi, kode, dan nilai-nilai yang jelas untuk membentuk sikap melawan korupsi dalam organisasinya. Poin kedua adalah leadership. Leadership, atau kepemimpinan, sangat penting untuk membuat masyarakat dan pemerintah bekerja sama memberantas korupsi dengan cara menaruh contoh yang tepat untuk berada di atas organisasi. Yang terakhir adalah grievance mechanism, atau mekanisme pengeluhan. Grievance mechanism sangat krusial karena mekanisme pengeluhan yang layak dan meyakinkan sangat dibutuhkan untuk menampung keluhan serta saran dari masyarakat.
Di Amerika Serikat, ada tools penting yang dapat dijadikan senjata memberantas korupsi, yaitu whistleblower. Ini membutuhkan tradisi yang kuat untuk menyukseskannya. Whistleblower tidak lain adalah orang yang melaporkan perlakuan dan ketetapan tidak layak dalam suatu organisasi (dalam hal ini khsusunya korupsi) dengan harapan dapat memberikan perubahan positif ke organisasi itu dan masyarakat luas.
Whistleblower sering kali dihukum di berbagai negara, namun bagaimanapun hal itu sangat efektif untuk memberantas korupsi dan harus dilakukan di luar pemerintahan. Dengan syarat, masyarakat yang melakukannya harus dilindungi. Sebagai contoh, terdapat website di India untuk melaporkan terjadinya penyuapan dengan perlindungan privacy nama pelapor dan pelaku penyuapannya, yaitu www.ipaidabribe.com
Dari sekian banyak cara mencegah dan menanggulangi korupsi, yang paling tidak efektif menurut TIRI adalah awareness raising atau peningkatan kesadaran di masyarakat. Kenapa? Karena proses peningkatan kesadaran sangat kompleks apalagi bila dimulai dari keluarga, kecuali mereka mengerti tools yang dibutuhkan dalam memberikan kesadaran tersebut.
Dikutip dari Mr. Friedrick Geltung, “when we want to approach integrity, it is not only about the opposite of corruption.” Menurut TIRI, dalam menciptakan integritas dibutuhkan akuntabilitas. Hal ini untuk memungkinkan para stakeholders untuk mengecek apakah suatu organisasi, baik pemerintahan maupun swasta, telah melakukan apa yang mereka janjikan untuk lakukan. Kompetensi juga sangat dibutuhkan dalam mencipatkan integritas, dengan cara menempatkan orang-orang yang tau apa yang mereka lakukan, dan terbaik di bidangnya. Etik juga menjadi pilar penting, sehingga suatu organisasi dapat memiliki core values yang layak. Terakhir, corruption control. TIRI menanmkan sikap anti korupsi dalam organisasinya untuk dijadikan contoh sebagai organisasi yang bersungguh-sungguh ingin memberantas korupsi.
Pembangunan integritas dapat menajdi solusi dari banyak persoalan, dengan cara melokalisasi solusi untuk masalah-masalah lokal. Memerangi korupsi tidaklah cukup. Para politisi perlu memiliki integritas untuk membasmi korupsi dari urutan paling atas hingga ke akar-akarnya. Kita sebagi masyarakat harus mempunyai pandangan jelas tentang apa kiat-kiat yang harus dilakukan serta bekerja sama dengan pihak pemerintah maupun swasta agar tercipta negara bebas pemiskinan terstruktur. 
Pertanyaan tidak terjawab
Acara berakhir dengan tanya jawab yang sebagian besar meliput hal-hal teknis. Tapi ada satu pertanyaan yang tidak terjawab. ‘Bagaimana mengharapkan politik? Menurut anda apa yang bisa dilakukan,  jika kita tahu bahwa koruptor utama di negeri ini adalah seorang pemimpin partai politik besar, membangun hubungan ketergantungan dangan kekuasaan negara, dan dilindungi oleh media miliknya yang menyiarkan berita palsu?’

sumber :   http://www.perspektif.net/indonesian/article.php?article_id=1441
 

0 comments:

Post a Comment