tempo.co , jenewa :- Jaringan Anti-Perang (Network No War) mempertanyakan cara
kerja Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam membuat
laporan pembunuhan massal di Houla, Suriah, pekan lalu.
Sejumlah pertanyaan kritis terhadap Dewan HAM PBB
akan disampaikan dalam pertemuan yang diminta oleh 21 dari 47 anggotanya
hari ini.
Russian Today Kamis 31 Mei 2012 memberitakan jadwal
pertemuan itu, termasuk tanya-jawab juru bicara Dewan HAM PBB Rupert
Colville dengan Pengkampanye Jaringan Anti-Perang, Marinella Corregia,
melalui telepon, sebelum pertemuan berlangsung. Colville menjelaskan,
jaringan lokal Suriah menyebut kelompok Shabbiya, milisi pro-pemerintah
Suriah, sebagai pelaku pembantaian 108 warga Suriah di Houla.
Jaringan lokal Dewan HAM PBB di Suriah dihubungi
lewat telepon untuk mendapatkan laporan tentang pembantaian massal yang
menewaskan 108 warga sipil.
“Jaringan lokal kami yang kami telepon,” kata Colville.
“Jaringan lokal kami yang kami telepon,” kata Colville.
Corregia lalu mempertanyakan bagaimana jaringan
lokal Dewan HAM PBB mengetahui pelakunya Shabbiya padahal wajah mereka
ditutupi. “Tidak ada keraguan dari pihak Anda?” ujarnya.
Menurut Corregia, anak-anak Suriah yang dibunuh bersama orang tuanya berasal dari kelompok Alawati, pendukung pemerintah Suriah. “Jadi, kesimpulannya: tidak ada saksi mata yang aktual,” dia menegaskan.
Menurut Corregia, anak-anak Suriah yang dibunuh bersama orang tuanya berasal dari kelompok Alawati, pendukung pemerintah Suriah. “Jadi, kesimpulannya: tidak ada saksi mata yang aktual,” dia menegaskan.
Pembicaraan itu kemudian diwarnai dengan
pertanyaan-pertanyaan kritis terkait dengan penayangan video tentang
pembunuhan massal di Houla. “Bagaimana mungkin secara serta-merta
setelah “Shabbiya” dan “pasukan artiler” melaksanakan pembunuhan massal,
tanpa takut mengumpulkan jenazah itu, memfilmkannya, dan kemudian
mengirim video itu ke media internasional?”
Kejanggalan lainnya dipertanyakan. “Mengapa di
tayangan video itu menunjuk ‘pemerintah’ menembaki orang-orang yang
berlari sambil membawa bendera Suriah, bukan bendera oposisi?”
Laporan Dewan HAM PBB yang sudah menyebutkan nama pelaku berbeda dengan laporan pengamat PBB untuk Suriah yang diketuai Jenderal Robert Mood, yang belum menyimpulkan pelaku pembunuhan. Inilah yang membuat Jaringan Anti-Perang menyoroti laporan Dewan HAM PBB.
Laporan Dewan HAM PBB yang sudah menyebutkan nama pelaku berbeda dengan laporan pengamat PBB untuk Suriah yang diketuai Jenderal Robert Mood, yang belum menyimpulkan pelaku pembunuhan. Inilah yang membuat Jaringan Anti-Perang menyoroti laporan Dewan HAM PBB.
Kemarin, komandan angkatan bersenjata kelompok
pemberontak anti-pemerintahan Bashar al-Assad mendesak utusan khusus PBB
dan Liga Arab Kofi Annan untuk secara resmi menyatakan gencatan senjata
yang sudah berjalan tujuh minggu telah gagal. Dengan begitu,
pemberontak dapat melanjutkan perlawanan menjatuhkan Assad.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2012/06/01/117407576/Laporan-
Dewan-HAM-PBB-Menuai-Kritik
0 comments:
Post a Comment