Rabu, 04 Januari 2012 | 03:04 WIB
TEMPO.CO , PARIS :- Petinggi militer Iran memperingatkan kapal induk Amerika Serikat tidak kembali memasuki Teluk Persia. Kepala Staf Angkatan Darat Jendral Ataollah Salehi menegaskan "ancaman" itu saat berpidato menutup latihan perang laut Iran selama 10 hari. Latihan di dekat Selat Hormuz adalah unjuk kekuatan terbaru negeri itu menghadapi tekanan internasional atas program nuklirnya.
Kantor berita IRNA mengutip Salehi yang mengatakan, "Kami rekomendasikan… kepada kapal perang Amerika melintasi Selat Hormuz dan berlalu ke Teluk Oman, tidak kembali ke Teluk Persia."
Sebelumnya, Armada Kelima Angkatan Laut Amerika Serikat memaparkan bahwa kapal induk kelas Nimitz, USS John C. Stennis, dan kapal lainnya keluar dari Teluk Persia dan melewati Selat Hormuz pada Selasa pekan lalu, setelah berlabuh di pelabuhan Jebel Ali, Dubai.
USS John C. Stennis adalah salah satu kapal terbesar Amerika Serikat. Menurut Pentagon, manuver menuju ke timur lewat Teluk Oman adalah perjalanan rutin.
USS John C. Stennis adalah salah satu kapal terbesar Amerika Serikat. Menurut Pentagon, manuver menuju ke timur lewat Teluk Oman adalah perjalanan rutin.
Selasa 3 Januari 2011 kemarin, Iran mengakhiri latihan perangnya yang diwarnai uji coba tembakan tiga misil yang dirancang untuk menghantam kapal perang. Selama ini Amerika menyiagakan setidaknya satu kapal induk di atau di dekat Teluk Persia sepanjang waktu dengan rotasi bulanan. Hal itu bagian dari penjagaan pangkalan Armada Kelima di Bahrain, di kawasan Teluk.
Akhir pekan lalu, Amerika Serikat balik memperingatkan Iran bahwa mereka tidak akan menoleransi suatu penutupan Selat Hormuz.
Dari Moskow, pejabat pertahanan Rusia menyatakan Iran tak punya rudal-rudal jarak jauh. "Iran tak punya teknologi untuk menciptakan misil jarak menengah atau misil balistik jarak jauh antarbenua," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Vadim Koval, kepada kantor berita Interfax. "Dan tidak akan bisa (membuat) misil itu dalam waktu dekat."
Senin lalu, Iran dilaporkan sukses menguji coba tiga misil yang disebutkan Teheran adalah rudal jarak jauh. Dua misil dapat terbang sejauh maksimum 200 kilometer, biasanya disebut senjata jarak dekat. Lainnya, sebuah misil anti-kapal perang, Nasr, jaraknya malah lebih pendek, yakni 35 kilometer saja.
Hampir bersamaan, Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe menuding Iran melanjutkan membangun senjata nuklir dan mendesak kini saat yang tepat menjatuhkan sanksi-sanksi lebih keras terhadap Teheran. "Iran bernafsu mengembangkan senjata nuklirnya, saya tak punya keraguan soal itu," tukas Juppe di televisi Prancis, I-Tele, kemarin.
Prancis mendesak para rekannya di Eropa mengikuti Amerika Serikat dan setuju akhir bulan ini menjatuhkan embargo ekspor minyak Iran. Juga membekukan aset-aset bank sentral Iran. Seruan Paris itu menjelang sidang para menteri luar negeri Uni Eropa yang dijadwalkan 30 Januari mendatang.
AP | FOX NEWS | SANA | REUTERS | DWI ARJANTO
AP | FOX NEWS | SANA | REUTERS | DWI ARJANTO
Armada-Amerika
keputusan terbaik itu adalah, uni eropa, amerika, dan negara2 lain tidak menjatuhkan sanksi kepada Iran. perekonomian Iran lebih baik jangan diganggu.
Iran juga sebaiknya jangan menutup selat hormuz.
0 comments:
Post a Comment